
KLHK - 2
Pada hari Kamis, 18 April 2024, Swissbel Hotel Cenderawasih di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, dipenuhi oleh para peserta Rapat Kerja Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ekoregion Papua. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan rapat kerja yang dipenuhi dengan antusiasme, termasuk pameran hasil produk Hutan Sosial (Hutsos) yang diselenggarakan oleh Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Maluku Papua (BPSKLMP).
Pembukaan acara rapat kerja dilakukan oleh Penjabat Bupati Biak Numfor, Ibu Sofia Bonsapia. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kerjasama dan sinergi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, terutama dalam rangka memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 serta mempersiapkan fondasi untuk periode 2025-2029 mendatang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono, dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Bapak Tasdiyanto, menyatakan bahwa kegiatan rapat kerja ini memiliki peran strategis untuk memperkuat implementasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Acara rapat kerja dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, yang terdiri dari para kepala UPT KLHK se-Ekoregion Papua, para Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan kabupaten/kota di seluruh Papua, serta tamu undangan lainnya. Salah satu poin penting yang dihasilkan dari rapat kerja ini adalah rumusan tentang target akses kelola Perhutanan Sosial hingga tahun 2024. Target ini diharapkan dapat mendukung percepatan implementasi Perhutanan Sosial di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 28 Tahun 2023.
Salah satu momen menarik dalam acara ini adalah pameran produk Hutsos yang diselenggarakan oleh BPSKLMP bersama UPTD KPHL Unit XX Biak Numfor. Pameran ini menampilkan beragam produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti minyak kayu putih, minyak cengkeh, aksesoris dari limbah kayu, ecoprint, bubuk jahe merah, serta berbagai macam snack dari olahan sagu. Antusiasme pengunjung terhadap produk-produk ini menunjukkan potensi besar dari sektor Perhutanan Sosial dalam mendukung ekonomi masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, rapat kerja ini memberikan semangat baru bagi para peserta dan menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua. Salam Perhutanan Sosial!